Laman

Rabu, 09 Februari 2011

Angpo + Tupai = Malaikat


3 Februari 2010. . Happy chinese year guys.. Ini adalah hari yg kutunggu tunggu. . Mari menggepalkan tangan dan memberantas angpo merah sebanyak mungkin.. Sayangya di taun 2011 ini aku sudah menginjak umur 20 yg menandakan say sudah dewasa dan menipisnya angpo.. Ternyata benar.. Di taun ini angpo merah saya menipis.. Saudara saudara pada kabur semua dari jeritan anak anak muda.. Dampaknya ke angpo saya yg semakin menipis.. Mau dapat brapapun tetaplah bersyukur dan saya bersyukur akan hal ini..Di hari ini pula ada kejadian aneh yg terjadi.. Tupai Selendang Putih Wanita.. Pada waktu itu saya dan sekeluarga pergi ke rumah nenek saya di Gempol.. Sesampai di sana ada seekor tupai dengan hidung pesek berbuluh lebat besar sedang di gendong oleh kakak dari ibu saya.. Tiba tiba si tupai tersebut meloncat ke arah ayah saya.. Dan berlarilah si tupai dan saudara saya berusaha untuk menangkapnya dan alhasil tupai tersebut menjadi basah karena rintihan hujan.. Dipindahkanlah si tupai tersebut ke ruang sebelah dengan pintu tertutup.. Saya yg pada waktu itu kelaparan sangat tak sabar ingin menyantap makanan di meja.. Karena Lalat yg saya lihat melandaskan kakinya di makanan tersebut membuat saya mengurungkan niat tersebut.. Kedua saudara kandung saya dengan asyiknya bermain angry birds dengan keempat mata yg memandang dengan kiat.. Melihat tidak ada yg sedang kulakukan ku mengangkat kaki untuk menuju arah ke dapur.. Dan di sana ada nenek saya dan seorang pembantu yg sedang memasak.. Tak lama kemudian, si tupai tadi masuk lagi ke dalam ruangan, dan yang dituju adalah dapur tempat nenek saya memasak. Dan dengan gesitnya tupai tersebut masuk ke dalam baju nenek saya, yang sedang menggunakan daster, dari bawah hingga ke atas si tupai tersebut masuk. Ku sangat kaget sekali melihatnya, karena saya juga takut dengan tupai nya, karena tubuhnya sangat besar. Nenek saya langsung meloncat kaget dan berteriak dengan kencangnya, mendengar hal itu anak dari nenek saya, langsung datang mengambil tupai tersebut, dan masih sempatnya nenek saya memukul anaknya tersebut dengan sutil yang berada di tangannya.. dan anaknya hanya tertawa saja.. Semenit kemudian, nenek saya tiba-tiba memeramkan mata dengan keadaan berdiri dan memegan dadanya, seperti kesesakan.. Melihat hal itu, ibu saya langsung menenangkan ima saya, dan memberinya minum, tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Nenek saya terus menggigit mulutnya, seakan menahan suatu rasa sakit dan sesak dari dadanya.. Ibu saya dan salah satu pembantu yang bekerja di sana memanggil nenek saya, dan teriakan panggilan tersebut seakan tidak di dengar oleh nenek saya. Saya yang melihat dari kejauhan di meja makan, mempunya firasat bahwa nenek saya akan jatuh. Dan ternyata firasat saya benar, nenek saya tidak kuat berdiri dan teriakan dari dapur mulai bergemang.. Kakak dan adik saya langsung menolong nenek saya, menjunjung tubuhnya yang diselimuti oleh daster ke dalam kamarnya.. Sesampai di kamar nenek saya, nenek saya masih dalam keadaan yang sama.. Giginya masih dengan kerasanya menggigit mulutnya.. dan tak bisa melepasnya, sehingga ibu saya yang mau memberikannya minum, tidak bisa, dan keluarlah air mata dari ibu saya.. Semua teriakan mulai bergemang lagi.. Nenek saya seakan tak berdaya, seperti jantungnya hampir diam berdetak menahan rasa sesak tersebut.. Dengan segala upaya dilakukan oleh anak nenek saya.. Berteriak kepada nenek saya untuk membuka matanya.. Dan alhasil beberapa detik kemudian, nenek saya membuka matanya, dan saya melihat mata nenek saya melihat ke arah kanannya, melihat di salah satu sisi tembok di sebelah kanan.. Dan itu bukan hanya sekali, kedua matanya selalu melihat ke arah sana.. Saya merasa dia melihat sesuatu yang tidak bisa kita lihat, dan dia sedang melakukan interaksi dengan sesuatu tersebut.. Dan semenit kemudian, nenek saya menuding tangannya ke arah yang dilihat oleh kedua matanya tersebut, melihat hal itu, semua orang yang ada di kamar tersebut, memeluk nenek saya dengan tangisan yang keluar dari matanya dan memegang tangannya dengan erat.. Saya pun memegang kaki nenek saya, dan dengan keadaan takut akan kehilangan nenek saya, ,mulut saya tak bisa berhenti memanggil Jesus, jangan ambil dia sekarang, dan tiba tiba bahasa roh bercampur di dalam mulut saya.. Dan Puji Tuhan, Jesus mendengarkan suara saya dan juga sekeluarga saya.. Dan nenek saya akhirnya sadar.. Terimakasih Tuhan.. Akhirnya segelas air bisa diminum oleh nenek saya, dan anak-anaknya memeluknya.. Nenek saya bercerita bahwa dia melihat seorang wanita cantik dengan jubah putih bersih, dengan menggunakan sesuatu seperti burung, dan nenek saya merasakan damai dan sejuk sekali .. Wanita tersebut menyulurkan selendangnya kepada nenek saya, dengan berkata ikut atau tidak, tetapi nenek saya merasakan beban yang menimpa tubuhnya, lalu hilanglah wanita tersebut.. Sekilas nenek saya bercerita seperti itu, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita tersebut adalah malaikat .. Tetapi Tuhan berkata lain, dia masih memberi kesempatan kepada nenek saya untuk hidup di bumi ini.. Anak-anaknya masih membutuhkan dia, terutama ibu saya.. Saya juga tidak ingin kehilangan nenek saya.. Dia adalah nenek saya satu-satunya, bukan karena saya takut kehilangan dia karena tidak ada yang akan memberi saya uang lagi, bukan karena itu! Saya saya menyanyanginya, dan berharap dia bisa mengenal Jesus.. Hidup nenek saya penuh dengan derita, warisannya sudah dirampok dan diambil oleh anak - anak lakinya yang kurang ajar dan naif akan harta.. Padahal Nenek saya masih hidup, sudah diambil warisannya, dan jika hanya butuh masalah keuangan saja, sebagian anak-anaknya yang naif harta datang kepadanya dan meminta uang.. Guys, jangan mencontoh perbuatan seperti itu yah, harta bukan lah segalanya di dalam kehidupan, keluarga kitalah justru harta yang sangat berharga yang telah kau miliki. Dari merekalah kau belajar banyak hal.. Kau memetik banyak hal .. Harta bukan lah yang utama, tetapi bagaimana kau hidup dan menyanyangi orang di dalam hidupmu itulah adalah harta yang pantas kamu cari.

Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar