Laman

Rabu, 16 Februari 2011

Kalau takut jangan berani - berani, Kalau berani jangan takut-takut".


Strategi Bisnis Di Era Kompetisi Global. Muhammad Nadjikh Presiden Direktur PT.Kelola Mina Laut.

Pada tanggal Rabu, 16 Februari 2011. Kelas Enterprenurial yang saya ikuti di semester 6, mendatangkan seorang pemilik dari PT.Kelola Mina Laut. Beliau bernama Bapak Muhammad Nadjikh. Saat menarik sekali, saat mendengarkan beliau menceritakan pengalaman beliau. Mulai dari 0 hingga sampai sekarang, yang tidak ternilai assetnya. Beliau adalah sebah lulusan dari Universitas Pertanina Bogor ( IPB ) di tahun 1984. Beliau adalah anak pertama dari 8 bersaudara, sehingga beliau harus menghidupi kehidupan ke - 7 saudara kandungnya tersebut. Beliau sangat senang mengajar mahasiswa, sehingga beliau mendaftarkan dirinya menjadi dosen di salah satu Universitas. Seiring berjalannya waktu, mengingat beliau harus menghidup ke - 7 saudara kandungnya, dengan menjadi dosen saja tidak cukup untuk membiaya itu semua. Beliau, harus masuk swasta. Dengan kemauannya tersebut, beliau menargetkan di dalam umur 30 tahun dia harus menjadi seorang wirausaha. Semua di dalam keluarga beliau, adalah seorang pedagang dan tiidak ada yang menjadi seorang pegawai. Beliau mengatakan 70 % kebanyakan orang - orang pribumi ketika lulus dari kuliah pikiran pertamanya adalah menjadi pegawai. Untuk memutuskan menjadi seorang wirausaha, beliau sempat merasa kebingungan untuk memilih usaha yang seperti apa yang akan beliau jalankan. "Saya tidak mempunyai uang dan tidak mempunyai modal". Melihat dari keluarganya adalah seorang pedagang berbagai macam ikan, dari situlah ide beliau muncul, yaitu memulai usaha peikanan. Ketika itu beliau mempunyai network degan orang - orang Jepang, tetapi salah satu masalah adalah beliau tidak memiliki modal sama sekali. Mengapa anda tidak memulai suatu usaha? Kebanyakan orang-orang secara umum selalu menjawab "Karena saya tidak memiliki modal". Ubahlah hal itu, modal bisa anda dapatkan jika anda memiliki niat. Bisnis pertama yang beliau jalankan adalah Pabrik Pengolahan Ikan Teri di Tuban Jatim tahun 1984. Modal pertama untuk mendirikan pabrik ini, beliau meminjam modal kepada orang - orang Jepang yang adalah networknya. Sebesar 75 Juta. Modal yang dipinjam beliau tinggal 15 Juta, tetapi orang - orang masih belum percaya dan nyakin terhadap bisnis perikanan yang beliau jalankan, sedangkan beliau harus mengekspor 1 kontainer, berkisar sekitar 96.000 USD. Berpikir dan berpikir, beliau terus berpikir, untuk mendapatkan uang sebesar itu. Akhirnya suatu hari datanglah Omnya, yang barusan adalah OKB ( Orang Kaya Baru), omnya tersebut mennyetujui untuk meminjamkan uang depositnya kepada beliau. Namun, pinjaman dari omnya saja tersebut masih belum cukup. Beliau memikirkan cara lain lagi untuk mendapatkan uang lagi, dan kebetulan beliau bertemu dengan partnernya, yang akan mengekspor ikan ke luar. Karena sama - sama di dalam usaha perikanan, beliau menjalin kerja sama dengan partnernya tersebut , dan uang sudah dapat teratasi. Hal itu, tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, Ekspor pertama yang beliau jalankanm "RUGI". Dengan kegagalan tersebut beliau tidak jatuh bangun, beliau mengadakan meeting dengan stafnya yang pada waktu itu berjumlah 10 orang, beliau melakukan strategi bisnis. Alhasil di bulan- bulan selanjutnya usaha beliau tidak rugi dan tidak untung ( BEP ), dan dari situlah keuntungan datang secara tiba - tiba. Di dalam pengalaman beliau, di dalam menjalankan suatu usaha, untuk menghasilkan 1 juta di dalam 1 tahun adalah sangat sulit. Ketika anda, memiliki kesempatan pertama, dan tidak memiliki tanggungan jadilah seorang Wirausaha. Pembukaan beliau yang pertama, bertepatan dengan kelahiran anak kembar beliau ke - 3 dan ke -4, yang di Jepang artinya adalah suatu kehogian. Prinsip beliau di dalam melakukan bisnis yaitu Jika di dalam bisnis tersebut, anda tidak mendapatkan peringkat ke - 3 di dalam suatu wilayah, maka ditutup saja. Selama 1 tahun, beliau menghasilkan 200.000 ton / tahun. Konsep Network selalu beliau tanamkan di dalam usahanya. Menyinggung pasar ekspor. yang paling penting di dalam melakukan ekspor adalah "Continue Supply". Beliau juga mengekspor produknya ke Negara Amerika dan Eropa. Beliau mengedukasi orang - orang tersebut agar menyukai ikan yang berasal dari subtropis. Semangat beliau tidak sampai di situ saja, setelah berhasil dengan pabrik pengolahan ikannya, beliau melanjutkan bisnisnya ke pengolahan Udang. Seorang Enterprenur harus berani!. Kelebihan dari produk Mina Laut ini berada di add value yaitu menggunakan dan mengolah bahanya denga kerajinan dari tangan sendiri, tanpa menggunakan Mesin. Jika beliau melakukannya dengan mesin, maka beliau akan kalah dengan Negara China. Semangat beliau tidak berhenti sampai di Udang saja, beliau melanjutkan dengan membuka usaha bakso. Di dalam usaha bakso ini , beliau menargetkan kalangan menengah ke bawah. Di mana kalangan menengah ke bawah seperti penjual bakso di sekolahm di alun - alun dan lain - lain. Dari usaha Bakso tersebut, beliau membuka juga usaha bisnis Sarimi, yaitu bahan pembuatan Bakso. Dan keinginan beliau tersebut tercapai. Ini adalah sekilas kisah perjalanan beliau di dalam mencapai sebuah kesuksesan. Beliau memiliki moto " Kalau takut jangan berani-berani, Kalau berani jangan takut- takut ". Moto tersebut setelah saya pikir, benar juga ya. Di dalam seminar beliau ini, saya jadi adem ayem dan mengikuti seminarnya dari awal hingga sampai selesai. Topik yang beliau sampaikan sangat bagus, dan banyak memotivasi saya dan berpikir kembali.

Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar